Sepasang Keris Pembawa Bencana
Editor : Admin pha
Yuk kita lanjut lagi cerita mistisnya, kali berjudul sepasang keris pembawa bencana. Berikut ini kisahnya simak yaa...
Di desa itu ada sepasang keris yang jika diambil akan membuat keluargnya hancur bahkan akan mati semua.
Jam menunjukan waktu untuk makan siang mampir diwarung mengenyangkan perut agar bisa bekerja lebih bertenaga kembali.
Jam menunjukan waktu untuk makan siang mampir diwarung mengenyangkan perut agar bisa bekerja lebih bertenaga kembali.
Setelah selesai makan ada hal yang membuatku ganjil. Gubuk yang diujung desa sudah tiada, aku pulang ke kontrakan dengan beribu pertanyaan, apa aku berhalusinasi karena kecapean. Entahlah.
Esok paginya aku survei ketempat desa itu lagi. Kali ini aku ditemani perhutani setempat untuk menyusuri hutan. Ditengah jalan kami berpisah karena perhutani ingin lebih mendaki sedangkan aku mengukur luas tanah yang akan digusur. Sore haripun sudah menjelang.
Diwaktu pulang ada yang ganjal dari bapak perhutani diselimuti energi hitam. Ternyata didalam tas beliau ada sepasang keris, apakah mungkin itu keris yang berbahaya yang banyak dibicarakan orang. Akupun memulai menanyakan keris itu pada orang perhutani yang dia bawa nama beliau sebut saja pak sofyan.
Aku: didalam tas bapak ada sepasang keris ya?
Pak sofyan: benar kamu tahu dari mana?
Aku: cuma nebak saja, bapak dapat keris itu dari mana? perasaan tadi tidak membawa keris?
Pak sofyan: saya di beri keris oleh kakek di ujung desa sana. Aku: bukankah disana tidak ada rumah ? Dan bukannya kakek itu udah lama meninggal?
Pak sofyan: ada kok, ini saya dikasih keris yang bagus dan akan saya koleksi dirumah.
Pak sofyan: benar kamu tahu dari mana?
Aku: cuma nebak saja, bapak dapat keris itu dari mana? perasaan tadi tidak membawa keris?
Pak sofyan: saya di beri keris oleh kakek di ujung desa sana. Aku: bukankah disana tidak ada rumah ? Dan bukannya kakek itu udah lama meninggal?
Pak sofyan: ada kok, ini saya dikasih keris yang bagus dan akan saya koleksi dirumah.
Firasatku mengatakan kalau itu bukan kakek (manusia) melainkan iblis yang menjelma yang akan membuat keluarga pak sofyan hancur. Seperti kata warga setempat mengenai sejarah sepasang keris itu.
Hpku bergetar ternyata pak sofyan menelponku. Dia sakit tetapi anak dan istrinya tidak mempedulikan keadaan dia. Aku segera berangkat kerumah dia bergegas untuk membawanya kerumah sakit, kasihan pak sofyan tidak ada yang menemani dirumah sakit.
Gula darahnya tinggi jadi harus dirawat inap.
Gula darahnya tinggi jadi harus dirawat inap.
Tengah malampun tiba aku merasakan ada hawa membunuh yang datang menghampiri pak sofyan. Akupun segera melantunkan surat al baqarah 2 ayat terakhir. Dobrak.... Pintu kamar tertutup dengan keras.
Tetap waspada walaupun serangan sudah tiada.
Hawa kantuk mulai menyerang akupun tertidur. Didalam mimpiku ada sepasang suami istri yang berantem, anak mereka sangat nakal, akupun melihat sepasang keris yang dibawa oleh pak sofyan waktu di hutan kemarin. Bentuknya sama persis seperti milik pak sofyan. Ketika aku mendekatinya keris itu berubah wujud menjadi sepasang kakek nenek dengan rambut seperti api, mata menyala.
Iblis: jangan berani ganggu kesenangan kami kalau tidak mau seperti mereka.
Aku: akan aku kembalikan kalian ketempat asalmu.
Aku: akan aku kembalikan kalian ketempat asalmu.
Mereka menyerangku dengan menyemburkan api sari mulutnya. Seketika itu badanku terasa terbakar. Khizib jibril aku lantunkan apipun padam dari tubuhku mereka pun menghlang bagaikan asap.
Esok harinya aku meminta pak sofyan kalau keris itu aku mau kembalikan ketempat asalnya awalnya pak sofyan tidak mau tetapi setelah aku ceritakan apa yang aku alami Pak sofyan sadar kalau sepasang keris itu membawa bencana. Keris itu aku kembalikan di hutan dimana pak sofyan temukan.
Setelah keris dikemblikan hidup pak sofyan dan keluarga mulai rukun kembali. Pesan saya jangan langsung menerima barang pusaka apapun kalau kita tidak mengenal orangnya karena bisa jadi itu iblis yang menyamar memberikan pusaka pada kalian.
#tamat
Komunitas pha
Komentar
Posting Komentar